WHAT'S NEW?
Loading...

Karantina Tahfidzil Qur’an




Assalamu’alaikum wa rahmatullah, sahabat religia yang senantiasa dirahmati Allah.

Anyway, kalian masih inget sama Komunitas Tahfidz di SMA Negeri 2 Pare kan? Itu loh, komunitas yang baru baru ini dibentuk di Smada untuk mewadahi calon calon penghafal Al-Qur’an. Alhamdulillaah, masyaallaah.

Oiya, jadi gini. Pada tanggal 28-30 Desember 2016, di penghujung liburan sekolah, Komunitas Tahfidz Smada telah menyelenggarakan kegiatan yaitu “Karantina Tahfidzil Qur’an” yang mana selama 3 hari dan 2 malam, semua peserta ditargetkan bisa menghafal sebanyak 1 juz. Kegiatan ini diketuai oleh Zulva Ardiansyah  dan pesertanya adalah sebanyak 30 siswa dari sebagian anggota komunitas. Beberapa ustadz dan ustadzah yang sangat luar biasa pun dihadirkan di kegiatan ini. For your information, berikut nama ustadz dan ustadzah yang telah membantu peserta dalam menghafalkan kitab suci. Check this out!

1.      Ustadz Choirul Anam (Pembina Komunitas Tahfidz Smada)

2.      Ustadz Sofyan Hafidz (Guru MTs)

3.      Ustadz Shof Masduki (Guru Al-Qur’an)

4.      Ustadz Edy H. (Guru SDIT)

5.      M. Hanif (Santri kelas 7 Baitul Qur’an Sragen, hafal 5 juz, putra ustd. Choirul Anam)

6.      Asyam (Santri kelas 9 Pondok Darul Ummah Ponorogo, hafal 6 juz)

7.      Ahdan (Mahasiswa UGM jurusan Fisika smt 2, hafal 20 juz)

8.      Fatimah (Siswa kelas 10 SMA Ibnu Abbas Klaten, hafal 20 juz)

9.      Hasna Roshidah (Kelas 10 SMA Ibnu Abbas Klaten, tuntas 30 juz)

10.  Ustadzah Zahratun Fatmawati (Guru Al-Qur’an Markas Tallaqi Qur’an, Kediri)

11.  Ustadzah Susi Ratnaningsih (Guru Al-Qur’an Markas Tallaqi Qur’an, Kediri)

Dengan mengucap basmalah, pembukaan kegiatan karantina yang diresmikan langsung oleh Kepala SMA Negeri 2 Pare, dan dihadiri oleh guru agama di SMA 2 Pare berlangsung dengan sukses dan lancar, kemudian dilanjutkan dengan do’a bersama supaya kegiatan dapat terlaksana sesuai harapan. 30 peserta yang hadir kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok dengan seorang murabbi (pembimbing) di dalamnya. Dan benar saja, semua peserta tampak sangat antusias dalam menghafalkan wahyu terbesar yang diamanahkan pada Rasulullaah SAW. Suasana religius yang sangat terasa di Masjid Al-Furqon dapat dirasakan oleh semua peserta. Di berbagai sudut masjid terlihat para calon hafidz hafidzah sedang menghafalkan kitab suci. Masyaallaah.

Berbagai ilmu baru dan kesan yang mendalam yang dirasakan peserta sangat beragam. Yang paling banyak sih, dari peserta yang baru saja menginjak hafalan juz 30. “Yang paling butuh usaha dan perjuangan itu surah Al-Mutaffifin. Harus mengerahkan semua waktu, pikiran dan tenaga.”, kata salah satu peserta. Tak lepas dari itu, banyak juga kok, peserta yang hafalannya sudah sampai ke juz yang lebih ‘menantang’ dan tentunya mereka punya kesan yang berbeda. Pantang menyerah, sekedar untuk melepas penat, semua peserta diarahkan menuju halaman masjid untuk bermain permainan yang menjunjung tinggi rasa kebersamaan di antara peserta. Kelompok yang kurang kompak dalam bermain pun diberikan hukuman yang isinya sangat positif. Yup! Sambung ayat, yang bisa membantu mereka dalam mengingat kembali ayat –ayat yang telah mereka hafalkan. Setelah cukup bermain, semua peserta kembali fokus kepada hafalan masing-masing dan menyetorkan kepada murabbi masing masing kelompok. Alhamdulillaah.

Setiap pukul 22.00 WIB, setiap peserta diharuskan untuk menuju ke tempat tidur masing masing, setelah menerima motivasi di malam hari. Pagi harinya, pukul 03.00 WIB, peserta bangun untuk melaksanakan sholat tahajjud secara berjama’ah yang diimami oleh setiap peserta laki laki secara bergantian setiap 2 rakaat hingga waktu shubuh tiba. Peserta melaksanakan sholat shubuh dengan sangat khusyu’ dan hikmat, dilanjutkan dengan tausiyah ringan yang disampaikan oleh Ustadz Choirul Anam. Setelah selesai sholat shubuh, setiap peserta diberi kesempatan untuk mempersiapkan hari masing-masing. Sebagian besar peserta, terutama peserta laki-laki, mengawali semangat dengan berolahraga bersama, untuk kemudian melaksanakan rutinitas hafalan selama karantina berlangsung.

Di hari terakhir, seluruh peserta karantina tetap menyetorkan hafalan pada murabbi masing-masing kelompok sebelum sholat Jumat dilaksanakan. Setelah melaksanakan sholat Jum’at setiap peserta diberikan instruksi untuk melaksanakan muraja’ah (mengulang hafalan yang telah dihafal) yang nantinya akan dites satu persatu oleh murabbi. Setiap satu peserta terbaik di masing-masing kelompok akan dilombakan secara menyambung ayat yang dilantunkan juri berdasarkan catatan hafalan yang telah mereka selesaikan selama 3 hari. Lomba yang dilaksanakan setelah melaksanakan sholat Jum’at pun dimenangkan oleh 4 orang peserta, diantaranya, Salvana, Zulva, Afandi, dan Isnaini. Kegiatan Karantina Tahfidzil Qur’an selama 3 hari 2 malam telah berjalan dengan sangat lancar dan ditutup dengan rasa syukur Al-Hamdalah karena telah memulangkan seluruh peserta dalam keadaan sehat wal afiat dan membawa hafalan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat muslim.

Alhamdulillaah, jadi kurang lebih seperti itulah rangkaian kegiatan Karantina Tahfidzil Qur’an di SMA Negeri 2 Pare. Panitia yang bertugas dalam persiapan kegiatan mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan bantuan berupa dana dan tenaga sehingga kegiatan dapat berjalan dengan sangat lancar.

Okay, kira kira cukup sekian artikel yang mengulas tentang kegiatan Karantina Tahfidzil Qur’an. Jangan lupa untuk memberikan waktu khusus untuk Al-Qur’an mu. Dari tim redaksi mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan artikel, maklumlah, masih sama sama belajar. Hehehe. Majulah smadaku, jayalah agamaku!!

Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh J

1 comment: Leave Your Comments